Pernikahan Tionghoa pasti identik dengan warna merah dan emas, di mana warna ini memiliki makna supaya pernikahan bisa membawa kemakmuran, kesehatan, dan kebahagiaan. Berbicara tentang pernikahan, ada salah satu tradisi yang hingga kini masih banyak dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, yaitu Tea Pai!
Upacara minum teh ( Tea Pai) merupakan salah satu tradisi yang dilakukan dalam pernikahan etnis Tionghoa. Prosesi ini dilakukan untuk menghormati orang yang lebih tua. Tidak hanya itu, Tea Pai Ceremony menyimpan makna yang mendalam bagi calon mempelai yang akan menikah. Upacara minum teh pada hari pernikahan dengan kata lain menjadi bentuk simbolis penghormatan pasangan pengantin kepada keluarga masing-masing dengan cara melayani atau menyuguhkan secangkir teh kepada orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua dan dihormati.
Tea Pai Ceremony biasanya diselenggarakan menjelang akad nikah atau pemberkatan pernikahan. Namun saat ini biasanya dilaksanakan secara fleksibel, bisa juga diselenggarakan setelah prosesi pernikahan. Upacara ini biasanya dilakukan di kediaman mempelai pria lalu dilanjutkan ke kediaman mempelai wanita. Menurut tradisi, pengantin pria akan menjemput pengantin wanita, dan kembali ke rumah keluarga mempelai pria untuk melaksanakan prosesi Tea Pai bersama keluarga pihak pria terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan pergi ke rumah mempelai wanita, dan kembali melaksanakan prosesi Tea Pai di sana. Biasanya diikuti oleh keluarga kedua mempelai yang sudah menikah, seperti orang tua, paman/bibi, saudara kandung, sepupu dan keponakan (yang dituakan) atau setidaknya yang sudah pernah menikah.
Proses Tea Pai berlangsung sederhana, di mana kedua mempelai mempersilahkan keluarga untuk duduk, dan memberikan penghormatan dengan membungkukkan badan, sambil mengepalkan kedua belah tangan di depan dada sebanyak tiga kali. Lalu satu per satu mempelai mengambil cangkir yang berisikan teh dan diberikan kepada keluarga pasangannya. Setelah keluarga meminum habis teh, mempelai mengambil kembali cangkirnya. Sebagai ucapan terima kasih, pihak keluarga akan memberikan hadiah atau kado.
Mengenai hadiah atau kado saat pernikahan, pada zaman dahulu biasanya memberikan kain mahal, arak atau anggur, peralatan rumah tangga dan lainnya. Namun, seiring berkembangnya zaman, sekarang tamu undangan hanya memberikan perhiasan ataupun angpao berisikan uang.
Jika keluarga memberikan angpao, maka mempelai akan memegang angpao tersebut dengan kedua tangan di depan dada, sambil membungkuk hormat sebagai ucapan terima kasih. Sedangkan, jika hadiah berupa perhiasan, pihak orangtua akan langsung memakaikannya kepada sang mempelai.
Dalam tradisi Tea Pai ini, tersimpan doa dan harapan yang besar dari pihak orangtua serta saudara agar kelak kedua mempelai dapat hidup bahagia.
Nah, itulah prosesi Tea Pai yang dikenal oleh masyarakat Tionghoa. Meskipun di era modern seperti ini, masih banyak, lho, masyarakat Tionghoa yang menjunjung tinggi tradisi Tea Pai, dalam proses pernikahan mereka. Gimana, sekarang kamu sudah paham seluk beluk makna dari proses Tea Pai, belum nih?