Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, sering digambarkan sebagai generasi yang kreatif, melek teknologi, dan berorientasi pada gaya hidup. Namun, sebuah riset terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 85 persen milenial di Indonesia mengalami kondisi keuangan yang kurang baik. Temuan ini mengkhawatirkan, mengingat mereka adalah kelompok usia produktif yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi.
Apa yang menjadi penyebab kondisi ini, dan bagaimana solusi yang dapat diterapkan? Mari kita bahas lebih dalam.
Fakta Riset Tentang Kondisi Keuangan Milenial
Menurut laporan yang dirilis oleh lembaga keuangan dan survei digital:
- 85% Milenial Mengaku Sulit Mengelola Keuangan
Banyak yang tidak memiliki anggaran bulanan, tidak menyimpan dana darurat, atau tidak memahami cara mengatur keuangan. - Utang Konsumtif Tinggi
Utang dari kartu kredit, cicilan gadget, dan pinjaman online menjadi salah satu beban utama generasi ini. - Kurangnya Tabungan dan Investasi
Sebagian besar milenial hanya memiliki tabungan yang cukup untuk bertahan kurang dari 1 bulan jika kehilangan pekerjaan. Lebih dari separuh juga belum mulai berinvestasi untuk masa depan. - Prioritas Gaya Hidup Mengalahkan Keamanan Finansial
Pengeluaran untuk kebutuhan gaya hidup seperti nongkrong di kafe, traveling, dan belanja sering kali lebih diutamakan daripada menabung atau investasi.
Penyebab Utama Kondisi Keuangan Kurang Baik
- Kurangnya Literasi Keuangan
Banyak milenial tidak mendapatkan edukasi tentang pengelolaan keuangan sejak dini. Akibatnya, mereka tidak memahami pentingnya anggaran, dana darurat, atau investasi.
- Pengaruh Gaya Hidup Modern
Tekanan sosial media dan tren gaya hidup membuat milenial cenderung menghabiskan uang untuk “membeli kebahagiaan sementara.” Fenomena fear of missing out (FOMO) juga mendorong konsumsi yang tidak terkontrol.
- Penghasilan yang Tidak Seimbang dengan Kebutuhan
Kenaikan biaya hidup tidak selalu diimbangi dengan peningkatan penghasilan. Banyak milenial yang mengeluhkan gaji pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan pokok sekaligus menabung.
- Ketergantungan pada Kredit dan Pinjaman
Milenial sering tergiur dengan kemudahan akses kredit, baik melalui kartu kredit maupun pinjaman digital. Sayangnya, banyak yang tidak memperhitungkan kemampuan membayar kembali.
- Kurangnya Perencanaan Jangka Panjang
Hanya sedikit milenial yang memiliki rencana keuangan jangka panjang, seperti persiapan pensiun atau dana pendidikan untuk anak di masa depan.
Dampak Kondisi Keuangan yang Kurang Baik
- Stres Finansial
Ketidakmampuan mengatur keuangan dapat menyebabkan stres berkepanjangan, memengaruhi kesehatan mental dan produktivitas kerja. - Ketergantungan pada Orang Lain
Banyak milenial yang harus bergantung pada orang tua atau pasangan untuk menutupi kekurangan keuangan. - Kesulitan Mencapai Tujuan Keuangan
Tanpa pengelolaan yang baik, tujuan besar seperti membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, atau memulai bisnis menjadi sulit tercapai. - Kerentanan terhadap Krisis
Tanpa dana darurat atau tabungan, milenial menjadi rentan terhadap situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Solusi untuk Memperbaiki Kondisi Keuangan Milenial
- Tingkatkan Literasi Keuangan
- Ikuti kelas keuangan, baca buku, atau gunakan aplikasi keuangan untuk belajar cara mengelola uang.
- Pelajari dasar-dasar seperti membuat anggaran, menabung, dan investasi.
- Buat Anggaran dan Prioritaskan Tabungan
- Alokasikan penghasilan dengan metode seperti 50/30/20.
- Jadikan menabung sebagai kebiasaan wajib, bahkan dari nominal kecil.
- Kurangi Pengeluaran Konsumtif
- Hindari belanja impulsif dan fokus pada kebutuhan.
- Batasi frekuensi makan di luar, belanja, atau aktivitas yang tidak esensial.
- Mulai Investasi Sejak Dini
- Pilih instrumen investasi yang mudah dan sesuai dengan profil risiko, seperti reksa dana atau emas.
- Gunakan aplikasi investasi yang ramah pemula untuk mempermudah langkah awal.
- Kendalikan Utang
- Hindari utang konsumtif yang tidak mendesak.
- Jika sudah memiliki utang, buat rencana pelunasan dengan membayar yang berbunga tinggi terlebih dahulu.
- Bangun Dana Darurat
- Sisihkan minimal 10% dari penghasilan untuk dana darurat.
- Targetkan 3–6 bulan pengeluaran sebagai cadangan.
Meskipun riset menunjukkan bahwa sebagian besar milenial di Indonesia memiliki kondisi keuangan yang kurang baik, situasi ini dapat diperbaiki dengan langkah yang tepat. Dengan meningkatkan literasi keuangan, mengatur anggaran, dan membangun kebiasaan menabung serta investasi, milenial dapat mencapai stabilitas finansial dan meraih tujuan jangka panjang.
Jangan tunggu lebih lama—mulai perbaiki kondisi keuanganmu hari ini!