“As an entrepreneur, one of the biggest challenges you will face will be building your brand. The ultimate goal is to set your company and your brand apart from the crowd. If you form a strategy without doing the research, your brand will barely float – and at the speed industries move at today, brands sink fast.” –Ryan Holmes
Dasar kerja creativepreneur adalah kreativitas. Kreativitaslah yang menuntun seorang creativepreneur memulai konsep bisnisnya, kemudian mengeksekusinya menjadi bisnis nyata.
Dan saat badai cobaan menjatuhkan bisnisnya, kreativitas pulalah yang membuatnya bangkit lagi. Meracik ramuan kreativitas baru lagi. Lalu siap untuk menggema dan menggemparkan lagi.
“Pebisnis itu seperti seniman,” kata Richard Branson. “Yang kamu hadapi saat memulai sebuah perusahaan adalah kanvas kosong. Kamu harus mengisinya. Persis seperti seniman cakap yang harus menempatkan setiap detail dengan tepat di kanvas, seorang pebisnis harus memastikan semuanya tepat di awal bisnis agar berhasil. Tetapi, tak seperti karya seni, bisnis tak pernah selesai. Bisnis terus-menerus berkembang dan juga tak semudah itu menutupi kesalahan-kesalahan yang kamu lakukan.”
Kreativitasnya menghadirkan keberanian. Bagi para creativepreneur, keberanian untuk mengeksekusi idenya adalah kemutlakan.
Orang yang berani mengambil risiko memang mengherankan. Dia menempuh jalan yang orang lain tidak tempuh. Mendaki keterjalan yang orang lain enggan bahkan untuk mendekat.
Tetapi, bagi orang-orang yang berani seperti itu, memegang teguh prinsip bahwa: orang berani mungkin memang tak hidup selamanya, tetapi orang yang berhati-hati takkan hidup sama sekali.
1. Bersiaplah untuk Bekerja Lebih Keras daripada Orang Lain
Setiap perusahaan, baik skala besar maupun kecil, selalu memiliki sisi perbedaan dalam usahanya. Entah perbedaan tersebut besar, maupun kecil. Tetapi, tidak ada yang berbeda dalam hal bagaimana perjalanan untuk membuat perusahaan tersebut membesar atau tetap bertahan.
Semuanya membutuhkan kerja keras.
JOBS, film apik berkisah tentang tentang Steve Jobs dalam membangun Apple, perusahaan paling keren sejagat, menegaskan hal ini.
Lihat saja bagaimana perjalanan Steve Jobs dalam membuat produk pertamanya, menemukan pelanggan pertamanya, menemukan investor, membangun kultur perusahaannya, bahkan hingga memutuskan siapa yang berhak untuk tetap bertahan di Apple dan tidak.
Kita mungkin memang bukan Steve Jobs, tapi dari perjalanan hidupnya membangun perusahaan sekeren Apple, adalah perjalanan zero to hero yang mengajarkan bahwa: membangun bisnis apapun, bahan bakar perjalanannya memang kerja keras.
If you dedicate today to being better than you were on yesterday, then you will wake up tomorrow with more than you could have ever dreamed of.
2. Pastikan Membuat Logo yang Keren
Brand adalah kesatuan persepsi terhadap sebuah merek. Nama brand dan logo hanyalah salah satu bagian kecil dari kesatuan persepsi itu.
Yang lainnya?
Ya bisa berupa pelayanan, produk, pengalaman saat menggunakan produk, dan lain sebagainya. Aktivitas membangun brand disebut dengan branding.
Memiliki logo yang memikat memang harus diperhatikan sejak dini. Lihat saja brand-brand besar macam Coca-Cola, Nike, Adidas dan Apple memiliki logo yang begitu memikat dan keren, bukan?
Logo yang baik memang mudah diingat, bangga untuk ditampilkan bahkan oleh konsumen itu sendiri. Johnny Cupcakes misalnya, banyak dari die hard fans-nya yang bahkan mentato logo tersebut ke tubuhnya!
3. Hadirkan Pengalaman Terbaik untuk Pelanggan
Siapa pun yang masuk ke outlet Ouval Research selalu sepakat bahwa tempat itu memberikan pengalaman tempat berbelanja daily wear yang mengagumkan.
Desain interiornya luar biasa, padahal tempatnya tak begitu besar. Setiap detail produk juga kaya akan sentuhan grafis yang keren. Inilah pentingnya bagaimana memberikan pengalaman yang keren bagi pelanggan.
Serampung memberikan pengalaman dalam desain outlet, perhatikan juga bagaimana keramahan tuan rumah. Pada akhirnya, semua ini tak sekadar produk. Namun hardware, software, dan humanware.
Tentu saja, karena hardware mudah dibeli, software begitu gampang diinstalasi dan tinggal melatih pegawai. Namun humanware, paling susah karena terkait dengan spirit juga attitude karyawan.
Bakda memberikan pengalaman secara visual, berikan juga pengalaman memorable secara layanan. Zappos bahkan menyebut bisnisnya adalah bisnis pelayanan, bukan menjual sepatu.
Apa layanan Zappos? Delivering happiness. Produk mudah dilupakan, namun mendapatkan pengalaman pelayanan yang tak biasa, akan membekas dan menghadirkan repeat order yang melampaui bayangan.
4. Jadilah Berbeda dan Mengagumkan, Bukan Sekadar yang ‘Lebih Baik’
Membangun bisnis yang sesuai passion tak hanya membuat bekerja lebih semangat, mati-matian, dan full energy, namun juga bisa menginspirasi orang di saat yang sama. Selain itu, kesuksesan akan lebih berarti dan membuat kita makin bahagia manakala bisnis itu sesuai dengan passion.
Seperti Tony Hsieh yang membangun Zappos dengan passion yang unik: happiness.
Passion terbesarnya bukan pada produk Zappos-nya, yaitu sepatu, tapi lebih ke pelayanan konsumennya. Misinya membangun Zappos bukan untuk dikenal sebagai retailer sepatu online paling masyhur, tapi sebagai bisnis dengan pelayanan konsumen terbaik.
Tak hanya itu, kepiawaiannya membangun kultur happiness dalam perusahaannya, membuat Zappos menjadi salah satu perusahaan idaman dunia yang paling nyaman sebagai tempat bekerja. Semua berawal dari mimpi sederhananya membangun perusahaan penuh keriangan dan kepuasan pelanggan.
Tony Hsieh meyakini bahwa pelanggan akan cepat lupa dengan produk juga diskon-diskon, tapi mereka takkan pernah lupa dengan pengalaman pelayanan pelanggan terbaik yang disajikan oleh Zappos.
Sejauh ini, Tony Hsieh menginspirasi dunia usaha karena telah berhasil membangun kultur dan brand di bawah satu bendera yang sama: happiness.
Sebuah pencapaian unik, di antara belantara pengusaha kreatif lainnya. Tony Hsieh berhasil membangun keunikan versinya sendiri.
5. Eksplor Kreativitas Pengguna Produk dengan Maksimal dan Kreatif
Don Clark dan Ryan Clark, dua bersaudara berjarak empat tahun kelahiran sekaligus pemilik studio kreatif Invisible Creature mengerti benar arti dari sukses bermula dari mengerjakan apa yang kita sukai.
Dari situlah, Invisible Creature memiliki klien kelas atas, sebut saja seperti LEGO, Nike, XBox, Adobe, The New York Times, Nickelodeon juga MTV.
Dulunya, kakek mereka adalah ilustrator di NASA, National Aeronautics and Space Administration milik Amerika itu. Sekarang, kakeknya menghabiskan masa tuanya dengan memproduksi gitar. Don dan Ryan, tentu saja teracuni positif dengan dua hal itu: gambar dan musik.
Pada usia 15 tahunan, mereka bahkan sudah memiliki band dan mempunyai jadwal tur yang lumayan, walau akhirnya kemudian bubar beberapa tahun kemudian.
Dengan kegemaran yang sama yaitu menggambar, orang tua mereka bahkan sering mengikutkan kelas tambahan berupa kursus menggambar untuk makin membaguskan skill mereka. Saat ulang tahun datang, tak jarang mereka juga mendapatkan hadiah buku how-to-draw, alat mewarnai dan juga buku sketsa.
Diri menggemari ilustrasi, dan di saat yang sama keluarga mendukung, tentu sangat menyenangkan teranugerahi kondisi keluarga yang seperti itu. Invisible Creatures terus memberikan hasil kreatifnya yang mengagumkan. Salah satu favorit saya adalah Stackable Monster Block Sets yang terbuat dari kayu.
Setiap setnya terdiri atas gigi, tanduk, lengan, bahu, mata, kepala, tangan, kaki, dan masih banyak lagi padu padan kreatif lainnya dengan pola-pola khusus warna-warni yang sangat keren dan merangsang kreativitas anak-anak.
Produk ini dinamakan Stack and Scare.
Lihatlah bagaimana pola kreatif ini bekerja. Mereka menciptakan produk yang endless creative creation from users. Mau disusun sampai seperti apa pun akan tetap menghasilkan variasi yang banyak.
Dengan pemanfaatan sosial media yang jenius, #stackandscare tentu akan mudah mewabah. Ini ditunjang dari konten produk yang menarik dan variasi kreativitas dari pengguna yang endless.
Produk yang sangat apik akan menjadikan ia bahan perbincangan. Dan saat ia menjadi bahan perbincangan betapa bagusnya produk kita, akan susah dihentikan menularnya. Kita mendapatkan publikasi dan testimoni secara gratis dari user.
Dua hal itu saja sudah sangat bagus bagi kita terus membuat dan mengembangkan produk kreatif selanjutnya, karena kita sudah memiliki target market yang jelas dan loyal.
6. Pertimbangkan Tentang Konsep Crowdsourcing
“Before you think about hiring your next full time employee, consider the crowd. Are there people who could solve a problem for you, for less? That’s the beauty of crowdsourcing. You can farm out your work to people all over the world, and often only pay the one whose work you like best. At times you can pay on a per project basis, rather than taking someone on board full-time,” kata Jeff Hoffman.
Jeff Hoffman adalah seorang serial entrepreneur yang juga berhasil dengan program GiveForward.com, sebuah startup dengan program membantu orang-orang yang tak memiliki biaya perawatan medis dengan model crowdfunding.
Semenjak saya mengenal Threadless.com, saya terhenyak dengan konsepnya. Desainer submit desain, dan hanya yang terpilih saja yang kemudian dicetak. Jenius, bukan?
Tak perlu berpusing ria mempekerjakan designer in-house, dengan risiko terkadang ide-ide segar yang mampet dan monoton. Dengan memanfaatkan crowd, berbagai ide tentu akan mengalir deras. Win-win solution pun tercipta: desainer mendapatkan sharing profit dan memiliki portofolio, vendornya pun memiliki stok desain melimpah dan sudah dites dipasar, bahwa publik menyukainya.
Crowdsourcing adalah ide jenius pada dekade ini.
Selain Threadless.com, banyak sekali model crowdsourcing, di mana kita bisa mendapatkan talenta-talenta terbaik dari seluruh dunia. Bagi yang membutuhkan programmer maupun software designer, bisa langsung mengeluarkan project di TopCoder.com atau Odesk.com. Dijamin akan banyak yang menyambutnya.
Bila sedang membutuhkan desainer grafis, bisa mengunjungi 99designs.com ataupun CrowdSpring.com yang bahkan memiliki lebih dari 100.000 desainer di lebih dari 200 negara. Segala kebutuhan yang memerlukan sentuhan desainer grafis dengan mudah bisa didapatkan di tempat ini.
Startup yang menampung talenta-talenta terbaik dari seluruh dunia seperti itu adalah tempat favorit perusahaan yang membutuhkan sentuhan-sentuhan kreativitas dan ide-ide segar. Dengan suguhan ide-ide brilian dari ribuan orang, tentu perusahan tersebut tinggal memilih salah satunya saja untuk dieksekusi.
Di Indonesia, yang serupa dengan Threadless.com kita memiliki GantiBaju.com, ThinkCookCook.com. dan tempat di mana bisa menemukan desainer-desainer terbaik ada di Sribu.com atau Kreavi.com.
7. Cerdaslah Mengemas Fanbase
Untuk berhasil membangun brand dengan baik, inovasi dan lompatan kreativitas harus senantiasa dilakukan agar brand tetap menarik dan masuk di jajaran top of mind. Yang juga tak boleh dilupakan adalah jangan sampai menjadi besar, namun tak mengakar.
Artinya, lupa membangun fanbase dan tak mengembangkannya. Juga, lupa mengubah diri menjadi brand yang senantiasa menjadi top of mind, selalu bernilai dan memberikan keuntungan.
Johnny Cupcakes, setiap tahunnya selalu berhasil berinovasi. Selalu saja ada pembenahan. Website, outlet, cara berkomunikasi ke konsumen, perawatan fanbase, selalu bisa dikerjakan dengan apik dan manis oleh Johnny Cupcakes.
Unkl347, distro kenamaan di Bandung, setiap tahunnya juga mengeluarkan tema-tema khusus. Logonya bahkan sering diganti. Dan hebatnya, itu selalu berhasil terkomunikasikan dengan baik kepada pelanggan.
Kenapa?
Karena mereka memiliki fanbase yang loyal, tergila-gila, dan selalu setia dan bahkan tak sabar dengan inovasi-inovasi apa yang akan brand favorit mereka itu gulirkan di setiap tahunnya. Hal yang sama juga terjadi pada Johnny Cupcake.
Dalam membangun brand apapun, menciptakan, merawat dan mengemas fanbase mutlak diperlukan.
8. Style is King
Machine56 menurut saya adalah sosok jenius. Dia menciptakan style-nya sendiri, konsisten dengan style itu, dan tak lupa membuatnya menjadi bisnis yang menguntungkan! Creativepreneur jempolan. Machine56 adalah also known as-nya Rajaya Yogaswara.
Tak banyak artist yang bisa melakukannya. Kebanyakan, mengekspresikan skill-nya untuk artwork atau mengerjakan project dari klien. Tapi, Machine56 menciptakan dunianya sendiri, mengampanyekan kekhasannya, dan membuat orang tergila-gila dengan style-nya.
Style is king!
Style yang konsisten akan menjadikan kita berada di jajaran top of mind konsumen. Style yang konsisten akan melahirkan kekhasan. Kekhasan akan melahirkan fans.
Fans adalah basis massa. Dan basis massa akan menjadi penggila apa pun yang kita keluarkan. Entah itu produk, entah itu hanya sekadar statement.
Perhatikanlah bagaimana tiap kali dia mengunggah artwork-nya ke akun Deviantart-nya atau bahkan ke Instagram-nya. Lihatlah bagaimana fansnya begitu menggilai karyanya. Jangan lupa pula lihat online store-nya di 5060.bigcartel.com.
Bagaimana dia bisa sebegitunya?
Kualitas karya dan konsistensi yang melahirkan kekhasan. Itu yang diperlukan. Dan itu yang menjadi rahasianya. Hanya menggunakan software CorelDraw, Machine56 mampu membuat artwork yang membuat mata kita termanjakan oleh detail berpadu dengan tiga warna khasnya, yakni merah, putih dan hitam.
Kedetailan karyanya baik secara digital maupun cetak begitu mengagumkan. Itulah yang menjadikannya demikian terhormat di kalangan vector artist. Perhatikan detail. Hal-hal kecil yang mendapat perhatian spesial akan membuat produk kreatif kita mendekati sempurna.
Machine56 telah membukikan bagaimana kedetailan yang kemudian ia aplikasikan ke dalam hoodie, kaos, jaket, stiker, bahkan juga helm sebagai produk yang jarang dihasilkan oleh seorang artist, selalu laris manis dan menjadi collectible items yang tak hanya membuat fans jerit-jerit, namun juga memberikan keuntungan secara finansial kepada dia.
Tak hanya itu, apa pun gaya yang keren, akan membuat word of mouth marketing menjadi sedemikian mudah menular. Dan itu artinya, membuat fans semakin bertambah. Artinya pula, semakin melambungkan Machine56 sebagai namanya sebagai vector artist kenamaan dunia dan pemilik produk dengan brand yang tepercaya.
Ah, kualitas memang tak pernah bohong. Produk yang bagus adalah alat marketing terhebat.
9. Kuatkan Brand-mu
Creativepreneur selalu berada dalam lingkup kerja yang fun sekaligus keberanian mengambil risiko. Tak berani mengambil risiko artinya kita terjatuh kepada sesuatu yang standar. Biasa-biasa saja. Umum. Dan medioker.
Upaya untuk terus menguatkan brand, juga seperti itu, karena ini adalah bagian dari kerja kreatif dari usaha kreatif yang sedang kita bangun, yang tak boleh sama dari waktu ke waktu.
Mengapa? Karena merek yang kuat tak hanya menguntungkan kita secara bisnis. Kata Richard Branson, “Paling tidak, ada empat pengaruh dari merek yang kuat. Pertama, merek yang kuat menjadi bisnis lebih cepat dikenal. Kedua, membangun kepercayaan pelanggan. Tanpa kepercayaan, boleh dibilang merek tak ada gunanya. Ketiga, menjalin hubungan penting dengan berbagai pihak. Keempat, mendatangkan tenaga kerja yang tepat. Sebuah merek yang kuat akan mampu membuat calon tenaga kerja berkualitas tertarik bergabung dengan bisnis.
Brand Kaskus memang terlalu keren. Sudah begitu, ditambah dengan kantornya yang berkonsep keren. Bisa dikatakan seperti kantornya Google yang terkenal ramah karyawan dan ramah kreativitas.
Begitulah. Brand bagus yang dikelola dengan bagus, bahkan sanggup menarik orang, walau hanya untuk sekadar menceritakan tempat kerjanya saja.
10. Buatlah Happy Company
Only happy people can make other people happy. Keriangan, kebahagiaan, akan membuat orang-orang yang bekerja dengan kita memiliki energi yang lebih. Dan kabar baiknya, ketika orang-orang yang bekerja dengan kita memiliki kebahagiaan yang cukup, mereka akan memiliki dedikasi yang baik pada tempat di mana mereka bekerja.
Kita sudah sering mendengar orang-orang yang berkeluh kesah, sedih, juga kecewa dengan tempat di mana mereka bekerja, bukan? Atau, bahkan kita sendiri juga pernah mengalaminya. Maka, pastikan usaha kreatif yang tengah kita kembangkan ini memiliki iklim yang bisa membahagiakan siapa saja.
Talking won’t make you any wiser. Listening can make you the wisest person in the world.
Pertama, selalu menyediakan waktu untuk mendengarkan curahan hati tentang pekerjaan mereka. Banyak orang keluar dari pekerjaan mereka karena frustasi. Kegalauan yang tak tersampaikan. Jangan sampai hal itu terulang di perusahaanmu.
Kedua, menyampaikan kritik dan makian di depan umum bisa membuat mereka berubah drastis menjadi orang yang begitu tidak antusias dengan pekerjaan dan juga usaha yang sedang kita kembangkan ini. Bahkan, parahnya bisa dengan terselubung pelan-pelan menjelek-jelekkan citra perusahaan ke orang-orang.
Ketiga, jangan segan sampaikan pujian. Hargai pekerjaan-pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan baik. Tak pernah ada salahnya melakukan itu.
Rayakan kemenangan dan keberhasilan bersama-sama. Pastikan berbisnis dengan riang dan bersikap minim tekanan, walau tentu aslinya tak seperti itu. Tetapi, jika ternyata bisnis hanya membuat kita stres, alangkah lebih baiknya untuk tidak melakukannya saja.
Alangkah sangat menyenangkan, bekerja dengan orang-orang baik nan hebat, dan bersenang-senang dengan mereka setiap saat untuk menciptakan terobosan-terobosan keren dan mengagumkan.
11. Stay Hungry Stay Foolish
Mencapai kegemilangan di bisnis kreatif adalah perpaduan apik antara kerja keras, kesinambungan untuk terus belajar dan juga kemauan untuk berkembang.
Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan mungkin tahun demi tahun, terus melakukan inovasi dan pengembangan hingga menjadi brand dan bisnis yang disegani dan berhasil akan tiba masanya jika kita mau untuk terus melakukan ketiga hal mendasar di atas.
Ugmonk besutan Jeff Seldon juga melakukan itu. Setelah perjalanan panjang, yakni hampir lima tahun, Ugmonk akhirnya menjadi brand besar. Diliput di banyak media cetak dan televisi. Dan melayani pembeli di lebih dari enam puluh negara. Dan di tangan Seldon, Ugmonk berhasil menjadi brand yang memiliki desain khas dan terjamin mutunya.
Jeff Seldon berhasil mengubah dirinya dari seorang desainer grafis menjadi creativepreneur. Mendirikan label clothing sendiri. Kala memutuskan seperti itu, Seldon harus berhadapan dengan banyak hal. Menciptakan desain sendiri. Memerhatikan proses produksinya dari hulu ke hilir. Dan tentu saja, promosi dan cara menjual ke konsumen.
“Work hard and stay humble. There’s no such thing as an overnight success. It’s all about taking initiative and pushing yourself to improve as a designer,” kata Jeff Seldon tentang rahasia suksesnya sebagai creativepreneur.